Rabu, 11 Maret 2009

.
0 komentar




readmore »»
.
0 komentar




ShoutMix chat widget




readmore »»

Kamis, 05 Februari 2009

cara hidup sehat

.
0 komentar

Kacang = Jerawat ?Mei 16, 2007 — Info
Jangan sering makan kacang dalam jumlah yang banyak, nanti timbul jerawat di wajah. Demikian mitos seputar jerawat yang kebenarannya masih menjadi pro dan kontra di antara para pakar kecantikan. Selain kacang, konon coklat juga menjadi musuh utama bagi para wanita yang wajahnya mudah ditumbuhi jerawat.
Is it true? Well, sampai saat ini masih sering terjadi perdebatan. American Academy of Dermatology, sebuah institusi untuk urusan kecantikan kulit, adalah salah satu badan yang berpendapat bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan seperti kacang, coklat atau ice cream. Namun sebuah hasil riset, membuktikan hal yang bertolak belakang.
Colorado State University Department of Health and Exercise, menyarankan untuk mengurangi gula dan makanan yang kadar karbohiodratnya tinggi. Institusi tersebut telah meneliti sekitar 1300 orang penduduk pulau Kitivan di Papua New Guinea, yang puasa makanan manis serta makanan berkarbohidrat. Seharo-harinya mereka hanya makan ikan, buah dan daging yang dimasak secara tradisional. Hasilnya? Tidak ada satu jerawat pun yang bertengger di wahaj mereka.Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormone androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Demikian statement dari Howard Murad, seorang professor dari UCLA School of Medicine. Pernyataan tersebut menjelaskan mengapa para penduduk pulau tersebut bebas dari jerawat.
Untuk Anda yang masih berusaha memerangi jerawat, tak ada salahnya mencoba, bukan? Mulai hari ini, cobalah untuk mengurangi gula dalam teh atau kopi. Serta mengurangi roti-rotian, kentang atau nasi pada menu sehari-hari Anda, agar wajah bebas jerawat jadi milik Anda

readmore »»

lagu islami

.
0 komentar

Musik Dalam Kacamata Islam



Maraknya konser musik dan festival lagu di negri kita serta nyanyian yang kian digandrungi, bukan saja oleh para remaja, tetapi juga diminati dan dinik-mati oleh para orang tua, bahkan anak-anak, baik lewat televisi, radio, Hand phone, dan media-media elektronik lainnya, mendorong tim redaksi an-Nur untuk kembali mengangkat tema yang berkaitan dengannya. Harapan kami agar kaum Muslimin mengerti dengan jelas bagaimana sebenarnya kedudukan musik yang seakan tidak pernah sepi dan tak terpisahkan dalam kehidupan mereka. Pandangan al-Qur'an Dan as- Sunnah Allah Subhanahu wata'ala berfirman, artinya, "Dan di antara manusia (ada) yang memper-gunakan lahwul hadits untuk menyesat-kan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan olok-olokan." (QS. Luqman: 6). Sebagian besar mufassir berko-mentar, yang dimaksud dengan lahwul hadits dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Hasan al-Basri berkata, "Ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu." Allah Subhanahu wata'ala berfirman kepada setan, artinya, "Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu." Maksudnya dengan lagu (nyanyian) dan musik. RasulullahShallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minum-an keras dan musik." (HR. al-Bukhari dan Abu Daud) Dengan kata lain, akan datang suatu masa, ketika beberapa golongan dari umat Islam mempercayai bahwa zina, memakai sutera asli, minum-minuman keras, dan musik hukumnya halal, padahal semua itu adalah haram. Adapun yang dimaksud dengan musik di sini adalah segala sesuatu yang menghasilkan bunyi dan suara yang indah serta menyenangkan. Seperti kecapi, gendang, rebana, seruling, dan berbagai alat musik modern yang kini sangat banyak dan beragam. Bahkan termasuk di dalamnya jaros (lonceng, bel, klentengan). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Lonceng adalah nyanyian setan." (HR. Muslim) Di masa dahulu orang-orang hanya mengalungkan klentengan pada leher binatang. Hadits di atas menunjukkan betapa dibencinya suara bel tersebut. Penggunaan lonceng juga berarti menyerupai orang-orang nasrani. Lonceng bagi mereka merupakan suatu yang prinsip dalam aktivitas gereja. Imam Syafi'i dalam kitabnya al- Qadha' berkata, "Nyanyian adalah kesia-siaan yang dibenci, bahkan menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperba-nyak nyanyian, maka dia adalah orang dungu, syahadat (kesaksiannya) tidak dapat diterima." Nyanyian di Masa Kini: Kebanyakan lagu dan musik pada saat ini manggung di berbagai pesta juga dalam tayangan televisi dan siaran radio. Mayoritas sya'ir-sya'irnya berisi tentang asmara, kecantikan, ketampanan dan hal lain yang lebih banyak mengarah kepada eksploitasi biologis, sehingga mem-bangkitkan nafsu birahi, terutama bagi kawula muda dan remaja. Selanjutnya hal itu membuat mereka lupa segala-galanya, sehingga terjadilah kemaksiat-an, zina dan dekadensi moral lainnya. Tak diragukan lagi hura-hura musik baik dari dalam atau manca negara sangat merusak dan banyak menimbulkan bencana besar bagi generasi muda. Lihatlah betapa setiap ada pesta kolosal musik, selalu ada saja yang menjadi korban. Baik berupa mobil yang hancur, kehilangan uang atau barang lainnya, cacat fisik hingga korban meninggal dunia. Orang-orang berjejal dan mau saja membayar meski dengan harga tiket yang tinggi. Bagi yang tak memiliki uang terpaksa mencari berbagai cara yang penting bisa masuk stadion. Akhirnya merusak pagar, memanjat dinding atau merusak barang lainnya demi bisa menyaksikan pertunjukan musik kolosal tersebut. Jika pentas dimulai, seketika para penonton hanyut bersama alunan musik. Ada yang menghentak, menjerit histeris bahkan pingsan karena mabuk musik. Para pemuda itu mencintai para penyanyi idola mereka melebihi kecintaan mereka kepada Allah Subhanahu wata'ala yang menciptakannya. Ini adalah fitnah yang amat besar. Tersebutlah pada saat terjadi perang antara Bangsa Arab dengan Yahudi tahun 1967, para pembakar semangat menyeru kepada para pejuang, "Maju terus, bersama kalian biduan fulan dan biduanita fulanah ... ", kemudian mereka menderita kekalahan di tangan para Yahudi yang pendosa. Seharusnya diserukan, "Maju terus, Allah Subhanahu wata'ala bersama kalian. Allah Subhanahu wata'ala akan menolong kalian." Dalam peperangan itu pula, salah seorang biduanita memaklumkan, jika mereka menang, maka ia akan menyelenggarakan pentas bulanannya di Tel Aviv, ibukota Israel, padahal biasanya digelar di Mesir. Sebaliknya yang dilakukan orang-orang Yahudi setelah merperoleh kemenangan adalah mereka bersimpuh di Ha'ith Mabka (dinding ratapan) sebagai tanda syukurnya kepada Tuhan mereka. Semua nyanyian itu hampir sama, bahkan hingga nyanyian-nyanyian yang bernafaskan Islam sekalipun, tidak akan lepas dari kemungkaran.Bahkan di antara sya'ir lagunya ada yang berbunyi, "Dan besok akan dikatakan, setiap nabi berada pada kedudukannya ... Ya Muhammad inilah Arsy, terima-lah." Bait terakhir dari sya'ir tersebut merupakan suatu kebohongan besar terhadap Allah Subhanahu wata'ala dan RasulNya. Tidak sesuai dengan kenyataan dan termasuk salah satu bentuk pengultusan terhadap diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Hal semacam itu dilarang. Kiat Mengobati virus nyanyian dan musik. Beberapa langkah yang dianjurkan, diantaranya: 1. Jangan mendengarkan musik, baik dari radio, televisi atau lainnya. Apalagi jika syair-syairnya tak sesuai dengan akhlak Islam dan diiringi dengan musik. Di antara lawan paling jitu untuk menangkal ketergantungan kepada musik adalah dengan selalu mengingat Allah Subhanahu wata'ala dan membaca al-Qur'an, terutama surat Al Baqarah. Dalam hal ini Allah Subhanahu wata'ala telah berfirman, artinya, "Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus: 57) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya surat Al Baqarah dibaca." (HR. Muslim) 2. Membaca sirah Shallallahu 'alaihi wasallam (riwayat hidup Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam). Demikian pula sejarah hidup para sahabat beliau. Nyanyian yang Diperbolehkan Ada beberapa nyanyian yang diperbolehkan, yaitu: 1. Menyanyi pada hari raya. Hal itu berdasarkan hadits A'isyah,"Suatu ketika Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke bilik 'Aisyah, sedang di sisinya ada dua orang hamba sahaya wanita yang masing-masing memukul rebana (dalam riwayat lain ia berkata, "... dan di sisi saya terdapat dua orang hamba sahaya yang sedang menyanyi."), lalu Abu Bakar mencegah keduanya. Tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam justru bersabda, "Biarkanlah mereka karena sesung-guhnya masing-masing kaum memiliki hari raya, sedangkan hari raya kita adalah pada hari ini." (HR. al-Bukhari). 2. Menyanyi dengan rebana ketika berlangsung pesta pernikahan, untuk menyemarakkan suasana sekaligus memperluas kabar pernikahannya. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Pembeda antara yang halal dengan yang haram adalah memukul rebana dan suara (lagu) pada saat pernikahan." (Hadits shahih riwayat Ahmad). Yang dimaksud di sini adalah khusus untuk kaum wanita.

readmore »»
 

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Followers